Nama
: Ladesma Sitompul
Semester : VIII (Delapan)
Berfilsafat
itu pada dasarnya adalah berpikir, tetapi berpikir tidak selalu berfilsafat.
Kalau bengitu, siapakah yang disebut seorang filsuf? Berpikir dikatakan
berfilsafat apabila mengandung ciri-ciri :
1. Radikal
= berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, tidak berhenti
dijalan, tapi terus sampai keujungnya.
2. Universal
= umum, tidak khusus, tidak terbatas pada bagian-bagian tertentu, tapi mencakup
keseluruhan. Berpikir unuversal berarti berpikir secara keseluruhan.
3. Konseptual
= merupakan hasil generalisasi dan abtraksi pengalaman manusia.
4. Koheren
dan konsisten = sesuai dengan kaidah –kaidah berpikir logis, berhubungan atau
bersangkut paut, sedangkan konsisten berarti mengandung kontradiksi, harus
sesuai dan selaras.
5. Sistematis
= bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang
bertanggung jawab dan saling berhubungan secara teratur.
6. Komprehensip
= mencakup atau menyeluruh. berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Bebas
= sampai batas-batas yang luas bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis
kultural dan bahkan religius.
8. Bertanggung
jawab = artinya seseorang yang berfilsafaat adalah orang yang berpikir,
sekaligus bertangggung jawab terhadap hasil pemikiranya, paling tidak terhadap
hati nuraninya sendiri.
Berarti
dari kriteria diatas disebut seorang filsuf adalah seorang yang sanggung
berpikir secara radikal, universal, konseptual,koheren dan konsisten,
sistematis, konprehensip, bebas dan bertanggung jawab.
Berfilsafat
berarti memahami sebagai manifestasi kenyataan melalui upaya
·
Berpikir sistematis
·
Berpikir kritis
·
Berpikir radikal
Dengan
upaya berpikir seperti itu munculah pengertian-pengertian kebenaran yang
hakiki. Upaya berpikir seperti itu juga mencoba menemukan atau
mengemukakansubtansi terdalam dari segala sesuatu. Filsafat tidak punya ruang
lingkup. Untuk itu, perlu diadakan pembatasan. Batasan-batasan inilah yang
mendorong lahirnya disiplin ilmu yang beraneka ragam. Filsafat kristen
merupakan bagian dari filsafat umum. Dengan adanya filsafat kristen filsafat
umum diarahkan untuk percaya kepada Tuhan yesus kristus.
Pengertian
filsafat kristen adalah untuk mengarahkan filsafat umum guna memuliakan Allah.
Filsafat kristen merupakan daya upaya manusia supaya kemajuan ilmu pengetahuan
mengakui keberadaan Allah dan memuliakan Allah. Inilah tujuan utama dari
filsafat kristen.
Lahirnya
filsafat tidak dapat dipastikan, sebab tahap perkembangan pemikiran itu
berlangsung dalam waktu yang sangat penjang. Namun demikian, pemikiran filsafat
diperkirakan lahir mulai abab 6-4 sebelum masehi. Filsafat lahir didaerah
perantauan yunani di kota Miletus yang terletak di Asia kecil. Tokoh pertama
yang diakui sebagai filsuf pertama dalam kebudayaan barat adalah Thales dari
Miletus, Thales adalah salah seorang dari
ketujuh orang pandai, yang kesohor dalam cerita-cerita yunani kuno. Ia
adalah seorang saudagar yang banyak berlayar kenegri mesir dan juga seorang
ahli politik yang terkenal.
Yang
menjadi ojek penelitian mereka ialah alam besar (makro kosmos). Mereka
mendasarkan diri sepenuhnya pada hal-hal yang dapat ditangkap secara lahiriah.
Bagaimana terjadinya alam, itulah yang menjadi soal bagi mereka. Yang merupakan
dari para filsuf alam ini ialah menunjukan perhatiannya terutama pengamatan
gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan sesuatu azas mula yang
disebut arche (αρχη) yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala.
Penggolongan filsafat
Lahirnya
filsafat dapat digolongkan berdasarkan kurun waktunya :
A. Zaman
pra-Socrates
1. Filsafat
alam
Ada beberapa filsuf
yang digolongkan sebagai filsuf alam : Thales (624-548 SM), Anaximandros
(610-547 SM), danAnaximenes (585-528 SM). Para filsuf alam ini mulai mencari
asal mula (arche) sesuatu, yang merupakan pra duga saja, yang berdasarkan pada
pengamatan mereka masing-masing.
2. Filsafat
menjadi
Yang dimaksud dengan
filsafat menjadi adalah bahwa di dunia ini segalanya serba berubah, serba
bergerak, tidak tetap dan terus berkembang untuk mencapai kesempurnaan bahkan
dapat dikatakan “semuanya dalam keadaan menjadi” sehingga filsafatnya disebut
filsafat menjadi. Tokoh yang sangat terkenal filsafat menjadi adalah
Herakleitos (535-475 SM)
3. Filsafat
ada
Filsafat ada adalah
kebalikan dari filsafat menjadi. Tokoh dalam filsafat ini adalah Parmanides
(540-475 SM).
4. Filsafat
pythagoras
Pythogoras (580-500
SM). Filsafatnya memang berada ditengah bahkan masih berbau aliran mistik
sehingga ia mempunyai ciri khusus. “segala sesuatu yang ada dapat diterangkan
atas dasar bilangan-bilangan” menurut Pythagoras. Hasil dari penemuannya ini
melahirkan ilmu pasti.
5. Filsafat
kaum elea
Disebut kaum elea
karena para filsuf tersebut berasal dari kota elea yang merupakan ahli-ahli
filsafat sebelum socrates, yang berpengaruh dari tahun 540-460 SM. Tokoh-tokoh filsafat kaum elea : Xenophanes (580-470
SM), Zeno, Melissos, Empedokles (490-430 SM), Anaxagoras (499-428 SM) dan
Demokritos (460-370 SM). Catatan : Parmendis termasuk tokoh kaum elea, karena
ia berasal dari elea. Tetapi karena pola pemikirannya agak berbeda, dia
dikelompokkan secara tersendiri.
B. Zaman
socrates
1. Kaum
sofisme
Kaum ini terkenal dalam
masyarakat Yunani karena lidahnya dan berkeliling kota melatih kaum muda
berpidato. Dari sinilah awal mulanya muncul ilmu berpidato, yang disebut
“retorika”. Tokohnya adalah Protagoras, Gorgias, Hippias, dan Prodikos.
2. Socraketas
Adalah seorang yang
tidak mementingkan penampilan, tetapi mementingkan tindakan serta sikap yang
baik, serta tidak menyombongkan diri. Dia juga sebagai pelatak dasar lahirnya
filsafat logika.
C. Zaman
pasca-Socrates
1. Plato
2. Aritoteles
3. Epikurisme
4. Stoaisme
5. Skeptisisme
Metode penelitian dalam
filsafat
Metode
berasal dari kata methedeuo yang berarti mengikuti jejak atau mengusut,
menyelidiki dan meneliti. Dalam arti luas berarti cara bertindak menurut sistem
atau aturan tertentu dan secara khusus metode bararti cara berpikir menurut
aturan atau sistem tertentu.
Metode-metode
yang dipakai dalam penelitian filsafat berdasarkan buku metode filsafat
“metodologi penelitian filsafat” metode ini adalah :
Ø Interpretasi
Interpretasi
artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi tidak subjektif (menurut selera
yang menafsirkan) melinkan harus bertumpu pada bukti pbjektif untuk mencapai
kebenaran yang otentik.
Ø Induksi
dan deduksi
Metode
induksi adalah proses penalaran yang didasarkan pada hal-hal yang bersifat
khusus menuju hal-hal yang bersifat umum. Induksi sering juga disebut
generalisasi.
Contoh
: air digelas permukaanya datar.
Khusus
: air di ember permukaanya datar.
Air di pipa kapiler permukaanya
datar.
Umum
: permukaan air seslalu datar.
Metode
deduksi adalah proses penalaran dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang
bersifaf hkusus.
Ø Koherensi
intern
Koherensi
intern yaitu usaha untuk memahami sesuatu secara benar guna memperoleh hakikat
dengan menunjukan semua unsur truktural
dilihat dalam suatu stuktur yang konsisten, sehingga unsur-unsur
tersebut benar-benar merupakan internal stucture atau internal relations.
Ø Holistika
Dalam
penelitian filsafat ini subjek yang menjadi objek studi tidak hanya dilihat
secara otomistis yaitu secara terisolasi dari lingkungannya, melainkan ditinjau
dari interaksi dengan seluruh kenyataan.
Ø Kesinambungan
historis
Jika
ditinjau menurut perkembanganya, manusia adalah makluk historis. Manusia
disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan pikiran bersama
dengan lingkunagn sezamanya. Dalam perkembagnaya itu amnusia harus dapat
dipahami melalui suau proses kesimanbungan.
Ø Idealisasi
Penelitian
filsafat berusaha untuk memahami kenyataan secara lebih mendalam, karena yang
tersembunyi dalam kenyataan adalah a possible world atau dapat juga disebut a
potential mode of human existense.
Ø Komparasi
Komparasi
adalah usaha untuk embandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian dengan
objek lain sehingga hakikat objek dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam.
Justru dengn perbandingan itu kita dapat menentukan secara tegas kesamaan dan
perbedaan sesuatu sehingga hakikat objek dapat dipahami dengan semakin murni.
Ø Heuristika
Heuristika
adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah guna memecahkan masalah.
Filsafat selalu mencari visi atau pemahaman baru, sebab setiap teori selalu
hanya menerangkan pengalaman dan observasi untuk sementara saja. Heuritik ialah
logika kreativitas.
Ø Analogikal
Analogikal
adalah metode penelitian filsafat dengan meneliti arti, nilai dan maksud yang
diekspresikan dalam fakta dan data. Dengan demikian akan dilihat analogi antara
situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan situasi atau kasus yang lebih
luas.
Sistematika filsafat
Menurut
Harry hamersma, cabang filsafat terdiri dari 10 bagian yaitu
1. Epistemologi
2. Logika
3. Kritik
ilmu-ilmu
4. Metafisika
umum
5. Teologi
metafisika
6. Antropologi
7. Kosmologi
8. Etika
9. Estetika
10. Sejarah
filsafat
Untuk
mempermudah pembahasan, pembagian itu kita kelompokkan menjadi empat yaitu
1. Metafisika
yaitu membahas asumsi dasar yang memberi arah.
2. Epistemologi
yaitu membahas kriteria pengujian kebenaran azas dan kesimpulan
3. Logika
yaitu membahas suatu pertimbangan akal azas kesimpulan
4. Aksiologi
yaitu memikirkan makna dan nilai.
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, Dan
Teologi
Hubungan
antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi
Filsafat
adalah induk segala ilmu, oleh karena itu filsafat memandang dunia dan alam
semesta sebagai keseluruhan dalam usaha menerangkanya ; menafsirkanya, dan
memahaminya secara keseluruhan. Hasil penemuan dari filsafat ini tidak
memperoleh jawaban yang memuaskan karena merangkum dari segala kebenaran, yang
menjadi objek penelitian. Filsafat, ilmu pengetahuan dan teologi harus bekerja
sama. Bukan berarti kedudukanya sama, karena objek penelitianya saja sudah
berbeda. Memang pernah terjadi pada zaman filsafat patristik bahwa ada dua
bagian pola pikir manusia tentang filsafat yaitu : ada yang menolah dan ada
yang menerima.
Yang
meolak : beranggapan bahwa mereka sudah mempunyai sumber kebenaran, yaitu
firman Tuhan (Alkitab) oleh karena itu tidak dibenarkan mencari kebenaran yang
lain seperti filsafat yunani.
Yang
menerima : beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman
Tuhan (Alkitab) tidak ada jeleknya tetap mengunakan filsafat yaitu hanya
mengunakan metodosnya(metode) saja (tatacara berpikir). Memang dinasehatkan
dalam firman Tuhan supaya kita berhati-hati dalam berfilsafat yang kosong
(kolose 2:8) tetapi ini bukan berarti bahwa orang kristen tidak boleh
berfilsafat. Hanya dikatakan supa kita berhati-hati.
Alkitab
memerlukan filsafat dan ilmu pengetahuan karena Alkitab itu berada dalam
lingkungan manusia yaitu dunia . adapun hubungan filsafat dengan ilmu
pengetahuan dan teologi adalah teologi yang merupakan sentral memberi nilai.
Walaupun filsafat bertugas terhadap disiplin ilmu yang ada, nilai kebenaran
yang hakiki terletak pada teologi.
Perbedaan
antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi adalah
Filsafat
adalah sebagai suatu keseluruhan pengetahuan kodrati yang objektif lagi
bertalian dan yang telah diperoleh serta disusun secara kritis, metodis dan
sistematis dengan maksud untuk mencari strutur dasariah atau sebab yang
sedalam-dalamnya bagi bidang-bidang tertentu dari kenyataan dan juga bagi
kenyataan sebagai keseluruhan dengan jalan merengkan kenyataan tersebut.
Ilmu
pengetahuan didefenisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan objektif dan
bertalian, yang diperoleh secara metodis, sistematis dan kritis, dan yang
dimaksudkan untuk menemukan keterangan yang umum berlaku untuk bidang atau segi
tertentu dari kenyataan.
Teologi
adalah sebagai keseluruhan pengetahuan adikodrati yang objektif lagi kritis dan
yang disusun secara metodis, sistematis, dan koheren; pengetahuan ini
menyangkut hal-hal yang diimani sebagai wahyu Allah atau berkaitan denagn wahyu
itu.
Kelebihan-kelebihan
buku
Buku ini sangat baik guna memperluas
wawasan untuk mengetahui bagaimana berfilsafat yang baik dan benar.
Buku ini baik membantu orang-orang untuk
membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual.
Dalam Buku filsafat ini mencari hakikat
kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku),
maupun metafisik (hakikat keaslian).
Kekurangan-kekurangan
buku
Jika
buku ini dibaca oleh orang yang baru mengetahui filsafat maka akan sulit untuk
dimengerti karena banyaknya istilah-istilah lain.
Dalam
buku ini ada beberapa penulisan yang salah.
Hal-hal
yang menarik dalam buku filsafat dalam terang iman kristen ini adalah
Hubungan
antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi, dimana banyak orang kristen
tidak bengitu suka berfilsafat karena mengatakan Alkitablah yang benar. Memang
Alkitab adalah firman Allah tetapi tidak ada jeleknya untuk mengunakan filsafat
yunani.
Dalam
berfilsafatpun dinasehatkan untuk berhati-hati dalam filsafat yang kosong
(kolose 2:8). Supaya jangan terjebak dengan filsafat itu sendiri agar tidak
berakibat pada pengangungan rasio, sedangkan imanya lemah.
Perbedaan
filsafat umum dengan filsafat kristen. Filsafat umum masih bertanya tentang apa
di balik Tuhan. Mereka belum menemukan suatu rahasia yang terselubung tentang
keberadaan Tuhan. Filsafat kristenlah yang membawa filsafat umum mengerti
tentang kebenaran.
Aplikasi
dalam tugas pelayanan adalah sekalipun filsafat pada dasarnya berusaha mencari
kebenaran, tetapi seorang kristen harus menyadari bahwa Tuhan yesus kristuslah
satu-satunya kebenaran itu. Dan setiap orang yang melakukan tugas pelayanan
bisa berfilsafat tetapi mengunakan filsafat kristen untuk menjangkau jiwa-jiwa
supaya percaya kepada kebenaran itu sendiri yaitu Yesus kristus.