Jumat, 01 Maret 2013


Kisah para rasul 8:26-40
Tema : Kesungguhan Hati dalam Pelayanan
Filipus mengabarkan injil Kristus bukan  hanya pada bangsa yahudi melainkan orang-orang Samaria (Kis.8:5-8)
1. Siapakah sida-sida dari Etiopia itu? (ay.27b)
 a. Seorang pembesar
 b. Kepala perbendaharaan

Tetapi ia pergi ke yerusalem untuk beribadah
Kesimpulan
bahwa  seorang pembesar kerajaan yang mau meluangkan waktunya yang berharga hanya untuk datang mencari Tuhan, Ia memiliki kerinduan yang sangat besar untuk datang ke Yerusalem.
2. Bagaimana sikap Filipus ketika dipercayakan pelayanan yang kecil 
(seorang sida2 dibanding penduduk samaria) ?

a. Memiliki ketaatan (ay.27a)
 b. Mengambil inisiatif aktif dalam melayani (ay.30)
 c. Memiliki komitmen yg tinggi. Hingga jiwa yg dilayaninya sampai pada pengenalan akan Kristus.(ay.35-39)
d. Terus berkarya bagi kemuliaan Tuhan (ay.40)
Kesimpulan
Dalam setiap pelayanan yang dipercayakan, baik besar maupun kecil biarlah melayani dengan kesungguhan hati.
3. Bagaimanakah respon saudara?

LAPORAN BACAAN


Nama               : Ladesma Sitompul
Semester          : VIII (Delapan)
Berfilsafat itu pada dasarnya adalah berpikir, tetapi berpikir tidak selalu berfilsafat. Kalau bengitu, siapakah yang disebut seorang filsuf? Berpikir dikatakan berfilsafat apabila mengandung ciri-ciri :
1.      Radikal = berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, tidak berhenti dijalan, tapi terus sampai keujungnya.
2.      Universal = umum, tidak khusus, tidak terbatas pada bagian-bagian tertentu, tapi mencakup keseluruhan. Berpikir unuversal berarti berpikir secara keseluruhan.
3.      Konseptual = merupakan hasil generalisasi dan abtraksi pengalaman manusia.
4.      Koheren dan konsisten = sesuai dengan kaidah –kaidah berpikir logis, berhubungan atau bersangkut paut, sedangkan konsisten berarti mengandung kontradiksi, harus sesuai dan selaras.
5.      Sistematis = bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling berhubungan secara teratur.
6.      Komprehensip = mencakup atau menyeluruh. berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7.      Bebas = sampai batas-batas yang luas bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis kultural dan bahkan religius.
8.      Bertanggung jawab = artinya seseorang yang berfilsafaat adalah orang yang berpikir, sekaligus bertangggung jawab terhadap hasil pemikiranya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.
Berarti dari kriteria diatas disebut seorang filsuf adalah seorang yang sanggung berpikir secara radikal, universal, konseptual,koheren dan konsisten, sistematis, konprehensip, bebas dan bertanggung jawab.
Berfilsafat berarti memahami sebagai manifestasi kenyataan melalui upaya
·         Berpikir sistematis
·         Berpikir kritis
·         Berpikir radikal
Dengan upaya berpikir seperti itu munculah pengertian-pengertian kebenaran yang hakiki. Upaya berpikir seperti itu juga mencoba menemukan atau mengemukakansubtansi terdalam dari segala sesuatu. Filsafat tidak punya ruang lingkup. Untuk itu, perlu diadakan pembatasan. Batasan-batasan inilah yang mendorong lahirnya disiplin ilmu yang beraneka ragam. Filsafat kristen merupakan bagian dari filsafat umum. Dengan adanya filsafat kristen filsafat umum diarahkan untuk percaya kepada Tuhan yesus kristus.
Pengertian filsafat kristen adalah untuk mengarahkan filsafat umum guna memuliakan Allah. Filsafat kristen merupakan daya upaya manusia supaya kemajuan ilmu pengetahuan mengakui keberadaan Allah dan memuliakan Allah. Inilah tujuan utama dari filsafat kristen.
Lahirnya filsafat tidak dapat dipastikan, sebab tahap perkembangan pemikiran itu berlangsung dalam waktu yang sangat penjang. Namun demikian, pemikiran filsafat diperkirakan lahir mulai abab 6-4 sebelum masehi. Filsafat lahir didaerah perantauan yunani di kota Miletus yang terletak di Asia kecil. Tokoh pertama yang diakui sebagai filsuf pertama dalam kebudayaan barat adalah Thales dari Miletus, Thales adalah salah seorang dari  ketujuh orang pandai, yang kesohor dalam cerita-cerita yunani kuno. Ia adalah seorang saudagar yang banyak berlayar kenegri mesir dan juga seorang ahli politik yang terkenal.
Yang menjadi ojek penelitian mereka ialah alam besar (makro kosmos). Mereka mendasarkan diri sepenuhnya pada hal-hal yang dapat ditangkap secara lahiriah. Bagaimana terjadinya alam, itulah yang menjadi soal bagi mereka. Yang merupakan dari para filsuf alam ini ialah menunjukan perhatiannya terutama pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan sesuatu azas mula yang disebut arche (αρχη) yang merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala.
Penggolongan filsafat
Lahirnya filsafat dapat digolongkan berdasarkan kurun waktunya :
A.    Zaman pra-Socrates
1.      Filsafat alam
Ada beberapa filsuf yang digolongkan sebagai filsuf alam : Thales (624-548 SM), Anaximandros (610-547 SM), danAnaximenes (585-528 SM). Para filsuf alam ini mulai mencari asal mula (arche) sesuatu, yang merupakan pra duga saja, yang berdasarkan pada pengamatan mereka masing-masing.

2.      Filsafat menjadi
Yang dimaksud dengan filsafat menjadi adalah bahwa di dunia ini segalanya serba berubah, serba bergerak, tidak tetap dan terus berkembang untuk mencapai kesempurnaan bahkan dapat dikatakan “semuanya dalam keadaan menjadi” sehingga filsafatnya disebut filsafat menjadi. Tokoh yang sangat terkenal filsafat menjadi adalah Herakleitos (535-475 SM)
3.      Filsafat ada
Filsafat ada adalah kebalikan dari filsafat menjadi. Tokoh dalam filsafat ini adalah Parmanides (540-475 SM).
4.      Filsafat pythagoras
Pythogoras (580-500 SM). Filsafatnya memang berada ditengah bahkan masih berbau aliran mistik sehingga ia mempunyai ciri khusus. “segala sesuatu yang ada dapat diterangkan atas dasar bilangan-bilangan” menurut Pythagoras. Hasil dari penemuannya ini melahirkan ilmu pasti.
5.      Filsafat kaum elea
Disebut kaum elea karena para filsuf tersebut berasal dari kota elea yang merupakan ahli-ahli filsafat sebelum socrates, yang berpengaruh dari tahun 540-460 SM.  Tokoh-tokoh filsafat kaum elea : Xenophanes (580-470 SM), Zeno, Melissos, Empedokles (490-430 SM), Anaxagoras (499-428 SM) dan Demokritos (460-370 SM). Catatan : Parmendis termasuk tokoh kaum elea, karena ia berasal dari elea. Tetapi karena pola pemikirannya agak berbeda, dia dikelompokkan secara tersendiri.
B.     Zaman socrates
1.      Kaum sofisme
Kaum ini terkenal dalam masyarakat Yunani karena lidahnya dan berkeliling kota melatih kaum muda berpidato. Dari sinilah awal mulanya muncul ilmu berpidato, yang disebut “retorika”. Tokohnya adalah Protagoras, Gorgias, Hippias, dan Prodikos.
2.      Socraketas
Adalah seorang yang tidak mementingkan penampilan, tetapi mementingkan tindakan serta sikap yang baik, serta tidak menyombongkan diri. Dia juga sebagai pelatak dasar lahirnya filsafat logika.


C.     Zaman pasca-Socrates
1.      Plato
2.      Aritoteles
3.      Epikurisme
4.      Stoaisme
5.      Skeptisisme
Metode penelitian dalam filsafat
Metode berasal dari kata methedeuo yang berarti mengikuti jejak atau mengusut, menyelidiki dan meneliti. Dalam arti luas berarti cara bertindak menurut sistem atau aturan tertentu dan secara khusus metode bararti cara berpikir menurut aturan atau sistem tertentu.
Metode-metode yang dipakai dalam penelitian filsafat berdasarkan buku metode filsafat “metodologi penelitian filsafat” metode ini adalah :
Ø  Interpretasi
Interpretasi artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi tidak subjektif (menurut selera yang menafsirkan) melinkan harus bertumpu pada bukti pbjektif untuk mencapai kebenaran yang otentik.
Ø  Induksi dan deduksi
Metode induksi adalah proses penalaran yang didasarkan pada hal-hal yang bersifat khusus menuju hal-hal yang bersifat umum. Induksi sering juga disebut generalisasi.
Contoh : air digelas permukaanya datar.
Khusus : air di ember permukaanya datar.
               Air di pipa kapiler permukaanya datar.
Umum : permukaan air seslalu datar.
Metode deduksi adalah proses penalaran dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifaf hkusus.


Ø  Koherensi intern
Koherensi intern yaitu usaha untuk memahami sesuatu secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukan semua unsur truktural  dilihat dalam suatu stuktur yang konsisten, sehingga unsur-unsur tersebut benar-benar merupakan internal stucture atau internal relations.
Ø  Holistika
Dalam penelitian filsafat ini subjek yang menjadi objek studi tidak hanya dilihat secara otomistis yaitu secara terisolasi dari lingkungannya, melainkan ditinjau dari interaksi dengan seluruh kenyataan.
Ø  Kesinambungan historis
Jika ditinjau menurut perkembanganya, manusia adalah makluk historis. Manusia disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan pikiran bersama dengan lingkunagn sezamanya. Dalam perkembagnaya itu amnusia harus dapat dipahami melalui suau proses kesimanbungan.
Ø  Idealisasi
Penelitian filsafat berusaha untuk memahami kenyataan secara lebih mendalam, karena yang tersembunyi dalam kenyataan adalah a possible world atau dapat juga disebut a potential mode of human existense.
Ø  Komparasi
Komparasi adalah usaha untuk embandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian dengan objek lain sehingga hakikat objek dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Justru dengn perbandingan itu kita dapat menentukan secara tegas kesamaan dan perbedaan sesuatu sehingga hakikat objek dapat dipahami dengan semakin murni.
Ø  Heuristika
Heuristika adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah guna memecahkan masalah. Filsafat selalu mencari visi atau pemahaman baru, sebab setiap teori selalu hanya menerangkan pengalaman dan observasi untuk sementara saja. Heuritik ialah logika kreativitas.
Ø  Analogikal
Analogikal adalah metode penelitian filsafat dengan meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data. Dengan demikian akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan situasi atau kasus yang lebih luas.
Sistematika filsafat
Menurut Harry hamersma, cabang filsafat terdiri dari 10 bagian yaitu
1.      Epistemologi
2.      Logika
3.      Kritik ilmu-ilmu
4.      Metafisika umum
5.      Teologi metafisika
6.      Antropologi
7.      Kosmologi
8.      Etika
9.      Estetika
10.  Sejarah filsafat
Untuk mempermudah pembahasan, pembagian itu kita kelompokkan menjadi empat yaitu
1.      Metafisika yaitu membahas asumsi dasar yang memberi arah.
2.      Epistemologi yaitu membahas kriteria pengujian kebenaran azas dan kesimpulan
3.      Logika yaitu membahas suatu pertimbangan akal azas kesimpulan
4.      Aksiologi yaitu memikirkan makna dan nilai.
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, Dan Teologi
Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi
Filsafat adalah induk segala ilmu, oleh karena itu filsafat memandang dunia dan alam semesta sebagai keseluruhan dalam usaha menerangkanya ; menafsirkanya, dan memahaminya secara keseluruhan. Hasil penemuan dari filsafat ini tidak memperoleh jawaban yang memuaskan karena merangkum dari segala kebenaran, yang menjadi objek penelitian. Filsafat, ilmu pengetahuan dan teologi harus bekerja sama. Bukan berarti kedudukanya sama, karena objek penelitianya saja sudah berbeda. Memang pernah terjadi pada zaman filsafat patristik bahwa ada dua bagian pola pikir manusia tentang filsafat yaitu : ada yang menolah dan ada yang menerima.
Yang meolak : beranggapan bahwa mereka sudah mempunyai sumber kebenaran, yaitu firman Tuhan (Alkitab) oleh karena itu tidak dibenarkan mencari kebenaran yang lain seperti filsafat yunani.
Yang menerima : beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan (Alkitab) tidak ada jeleknya tetap mengunakan filsafat yaitu hanya mengunakan metodosnya(metode) saja (tatacara berpikir). Memang dinasehatkan dalam firman Tuhan supaya kita berhati-hati dalam berfilsafat yang kosong (kolose 2:8) tetapi ini bukan berarti bahwa orang kristen tidak boleh berfilsafat. Hanya dikatakan supa kita berhati-hati.  
Alkitab memerlukan filsafat dan ilmu pengetahuan karena Alkitab itu berada dalam lingkungan manusia yaitu dunia . adapun hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi adalah teologi yang merupakan sentral memberi nilai. Walaupun filsafat bertugas terhadap disiplin ilmu yang ada, nilai kebenaran yang hakiki terletak pada teologi.
Perbedaan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi adalah
Filsafat adalah sebagai suatu keseluruhan pengetahuan kodrati yang objektif lagi bertalian dan yang telah diperoleh serta disusun secara kritis, metodis dan sistematis dengan maksud untuk mencari strutur dasariah atau sebab yang sedalam-dalamnya bagi bidang-bidang tertentu dari kenyataan dan juga bagi kenyataan sebagai keseluruhan dengan jalan merengkan kenyataan tersebut.
Ilmu pengetahuan didefenisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan objektif dan bertalian, yang diperoleh secara metodis, sistematis dan kritis, dan yang dimaksudkan untuk menemukan keterangan yang umum berlaku untuk bidang atau segi tertentu dari kenyataan.
Teologi adalah sebagai keseluruhan pengetahuan adikodrati yang objektif lagi kritis dan yang disusun secara metodis, sistematis, dan koheren; pengetahuan ini menyangkut hal-hal yang diimani sebagai wahyu Allah atau berkaitan denagn wahyu itu.


Kelebihan-kelebihan buku
*      Buku ini sangat baik guna memperluas wawasan untuk mengetahui bagaimana berfilsafat yang baik dan benar.
*      Buku ini baik membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual.
*      Dalam Buku filsafat  ini mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Kekurangan-kekurangan buku
*      Jika buku ini dibaca oleh orang yang baru mengetahui filsafat maka akan sulit untuk dimengerti karena banyaknya istilah-istilah lain.
*      Dalam buku ini ada beberapa penulisan yang salah.
Hal-hal yang menarik dalam buku filsafat dalam terang iman kristen ini adalah
*      Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi, dimana banyak orang kristen tidak bengitu suka berfilsafat karena mengatakan Alkitablah yang benar. Memang Alkitab adalah firman Allah tetapi tidak ada jeleknya untuk mengunakan filsafat yunani.
*      Dalam berfilsafatpun dinasehatkan untuk berhati-hati dalam filsafat yang kosong (kolose 2:8). Supaya jangan terjebak dengan filsafat itu sendiri agar tidak berakibat pada pengangungan rasio, sedangkan imanya lemah.
*      Perbedaan filsafat umum dengan filsafat kristen. Filsafat umum masih bertanya tentang apa di balik Tuhan. Mereka belum menemukan suatu rahasia yang terselubung tentang keberadaan Tuhan. Filsafat kristenlah yang membawa filsafat umum mengerti tentang kebenaran.
Aplikasi dalam tugas pelayanan adalah sekalipun filsafat pada dasarnya berusaha mencari kebenaran, tetapi seorang kristen harus menyadari bahwa Tuhan yesus kristuslah satu-satunya kebenaran itu. Dan setiap orang yang melakukan tugas pelayanan bisa berfilsafat tetapi mengunakan filsafat kristen untuk menjangkau jiwa-jiwa supaya percaya kepada kebenaran itu sendiri yaitu Yesus kristus.